Cari Artikel Muslimah-muslimah terkemuka di Blog Ini

Sabtu, 19 Juni 2010

Ummu Waraqah, Syahidah di Dalam Rumahnya


Shahabiyah satu ini, telah menjadikan rumahnya sebagai masjid. Menghiasinya dengan ibadah. Seluruh waktunya diisi dengan sangat amanah. Tiada waktu dilalui tanpa Kitabullah. Seorang mukminah shalihah, Ummu Waraqah binti Al Harits Al Anshariyah.

Termasuk golongan pertama masuk Islam

Ketika intimidasi kepada sahabat-sahabat Rasulullah SAW semakin menjadi-jadi di Mekah, atas perintah Allah SWT, Rasulullah SAW mengizinkan mereka hijrah ke Madinah. Dan beliaupun segera menyusul kesana. Kehadiran beliau SAW yang membawa risalah agung tersebut, sudah dinanti-nanti oleh masyarakat Madinah yang berhati bersih dan ikhlas. Salah satu di antaranya adalah Waraqah binti Al Harits. Ia masuk Islam sejak pertama kali mendengarnya dan banyak meriwayatkan hadits-hadits. Maka layak masuk dalam kafilah assabiquunal awwaluun, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah At Taubah : 100,

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho kepada Alloh dan Alloh menjadikan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai didalamnya. Mereka kekal didalamnya selama-0lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Syukur dan takbir sambut kedatangan Nabi Muhammad SAW

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Gema syukur dan takbir terdengar nyaring di seluruh pelosok kampung Bani ‘Amr bin ‘Auf. Takbir bergema di mana-mana, sebagai ungkapan rasa syukur. Penduduk Yatsrib serempak keluar dari rumah masing-masing untuk menyambut kedatangan Rasulullah SAW dan mengucapkan shalawat sebagaimana yang diajarkan beliau SAW.

Mereka berdiri berjajar mengitari beliau, sementara beliau SAW tampak sangat tenang, dan wahyupun turun kepadanya,

" . . . Maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.“ ( QS.At Tahrim: 4)

Hari itu merupakan hari yang paling meriah yang dialami warga Madinah sepanjang sejarah.

Setelah sholat Jum’at Rasulullah SAW masuk ke kota Yatsrib, yang sejak hari itu dirubah namanya menjadi kota Madinah.

Ummu Waraqah termasuk salah seorang penduduk kota Madinah yang sangat bersyukur dan berbahagia dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Kebahagian itu merasuk kerelung-relung hatinya. Karena kepribadian beliau SAW sudah lama didengar, dan risalahnya telah lama diimani.

Mukminah ahli ibadah

Hidayah Allah Ta'ala menembus relung hatinya yang terdalam. Imanpun menghujam kokoh dalam batinnya. Ummu Waraqah berbai’ah kepada Rasulullah SAW. Sejak saat tu, ia mulai menekuni ayat-ayat Allah ‘Azza wa Jalla dengan sungguh-sungguh. Waraqah tidak hanya pandai membacanya, melainkan juga memahami dan menghafalnya dengan baik.

Lebih dari itu, Ummu Waraqah pun berusaha menghimpun dan menuliskannya pada tulang, kulit, pelepah kurma dan lain-lain. Ia berhasil menghimpun ayat-ayat Allah 'Azza wa Jalla yang turun di rumahnya waktu itu. Setelah Rasulullah SAW wafat, dan Abu Bakar ra berencana menghimpun Al Qur’an, Ummu Waraqah ditunjuk Khalifah untuk menjadi salah seorang rujukan penting bagi Zaid bin Tsabit sebagai pelaksana proyek.

Ummu Waraqah binti Al Harits di mata Rasulullah SAW

Rasulullah SAW sangat menghormati Ummu Waraqah. Beliau kerap berkunjung ke rumahnya sebagai bentuk penghormatan. Beliau SAW juga mengangkat seorang muazin yang sudah lanjut usia khusus untuknya. Atas saran Rasulullah SAW yang sangat memahami kebersihan dan kejernihan hatinya, Ummu Waraqah menjadikan rumahnya sebagai masjid. Dan ia sebagai imam khusus bagi kaum muslimah.

Allah SWT menjadikan Ummu Waraqah syahidah di rumahnya

Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan memberi balasannya seperti balasan yang diberikan kepada para syuhada’. Walaupun ia mati di atas tempat tidur.“ (HR Muslim).

“Siapa yang memohon mati syahid dengan tulus, maka Allah akan memberi balasannya seperti balasan yang diberikan kepada para syuhada’, walaupun ia mati di atas tempat tidur.“ (HR Muslim).

Ummu Waraqah binti al-Harits bukan hanya seorang ahli ‘ibadah. Ia pun seorang mukminah yang mencintai jihad dan merindukan syahid di jalan Allah. Ketika ia mengetahui bahwa Rasulullah SAW menganjurkan sahabatnya untuk ikut perang Badar maka ia pun menjumpai Rasulullah SAW dan berkata, ”Wahai Rasulullah, izinkanlah aku ikut perang bersamamu untuk merawat tentara yang terluka dan sakit. Mudah-mudahan Allah memberiku mati syahid dengan cara itu.”

Rasulullah SAW bersabda, ”Tinggallah di rumahmu, karena sesungguhnya Allah SWT akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid.” ( HR Abu Dawud )

Mukminah ahli ibadah itu pulang mentaati saran Rasulullah SAW. Dengan sebuah pengharapan besar yang membuncah di dada, yaitu menjemput syahid di rumahnya sendiri.

Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, ummu Waraqah sangat kehilangan dan merasa terpukul. Namun ia tetap istiqomah. Semasa Rasulullah SAW hidup ia termasuk mukminah yang diridlainya. Maka kini tinggal menanti syahid itu datang.

Rasulullah SAW bersabda, ”Tinggallah di rumahmu, karena sesungguhnya Allah SWT akan memberimu anugerah sebagai orang yang mati syahid.” ( HR Abu Dawud )

Menjemput syahid

Akhirnya kerinduan dan pengharapan panjang itu pun datang, Ummu Waraqah menerima penghargaan tertinggi tersebut. Dalam Riwayat Abu Dawud dikisahkan sebagai berikut ,

"Ummu Waraqah memiliki seorang budak laki-laki dan budak perempuan. Kedua budak itulah yang membunuhnya dengan menutup wajah Ummu Waraqah dengan kain hingga meninggal. Kemudian mereka melarikan diri. Keesokkan harinya Umar mengumumkan kasus tersebut seraya berkata, ”Siapa yang mengetahui keberadaan budak tersebut, atau pernah melihatnya, maka tangkap dan bawalah kepadaku.” Akhirnya kedua budak itupun tertangkap, lalu dibunuh dan diikat ditiang. Inilah kasus pertama di kota Madinah orang yang dihukum dengan cara dibunuh dan diikat di tiang. “

Seluruh penduduk Madinah dicekam duka yang dalam, atas meninggalnya Ummu Waraqah mukminah mulia, yang zuhud, ahli ibadah, dan perindu syahid di dadanya.

Semoga Allah SWT meridhoi Ummu Waraqah binti Al Harits Al Anshariyah.

Bagaimana dengan kita wahai ikhwah ???

Apakah kita akan merasa cukup dengan menjadi seorang ahli ibadah ???

Semoga kita dapat mengambil ibroh dari tekad, semangat dan azam seorang Ummu Waraqah.



* Sumber: Kitab 35 Sirah Shahabiyah (Shahabiyyat Haular Rasuul SAW), Mahmud Al Mishri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar