Cari Artikel Muslimah-muslimah terkemuka di Blog Ini

Jumat, 18 Juni 2010

Hafsah ra binti Umar bin Khattab (Istri rasulullah yang hafal al-Qura'an)


Beliau adl Hafsah putri dari Umar bin Khaththab seorang shahabat agung yg melalui perantara beliau-lah Islam memiliki wibawa. Hafshoh adl seorang wanita yg masih muda dan berparas cantik bertaqwa dan wanita yg disegani. Pada mulanya beliau dinikahi salah seorang shahabat yg mulia bernama Khunais bin Khudzafah bin Qais As-Sahmi Al-Quraisy yg pernah berhijrah dua kali ikut dalam perang Badar dan perang Uhud namun setelah itu beliau wafat di negeri hijrah krn sakit yg beliau alami waktu perang Uhud. Beliau meninggalkan seorang janda yg masih muda dan bertaqwa yakni Hafshoh yg ketika itu masih berumur 18 tahun. Umar benar-benar merasakan gelisah dgn adanya keadaan putrinya yg menjanda dalam keadaan masih muda dan beliau masih merasakan kesedihan dgn wafatnya menantunya yg dia adl seorang muhajir dan mujahid. Beliau mulai merasakan kesedihan tiap kali masuk rumah melihat putrinya dalam keadaan berduka. Setelah berfikir panjang maka Umar berkesimpulan utk mencarikan suami utk putrinya sehingga dia dapat bergaul dengannya dan agar kebahagiaan yg telah hilang tatkala dia menjadi seorang istri selama kurang lbh enam bulan dapat kembali. Akhirnya pilihan Umar jatuh pada Abu Bakar Ash-Shidiq radhiallaahu ‘anhu orang yg paling dicintai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam krn Abu Bakar dgn sifat tenggang rasa dan kelembutannya dapat diharapkan membimbing Hafshoh yg mewarisi watak bapaknya yakni bersemangat tinggi dan berwatak tegas. Maka segeralah Umar menemui Abu Bakar dan menceritakan perihal Hafshoh berserta ujian yg menimpa dirinya yakni berstatus janda. Sedangkan ash-Shiddiq memperhatikan dgn rasa iba dan belas kasihan. Kemudian barulah Umar menawari Abu Bakar agar mau memperistri putrinya. Dalam hatinya dia tidak ragu bahwa Abu Bakar mau menerima seorang yg masih muda dan bertakwa putri dari seorang laki-laki yg dijadikan oleh Allah penyebab utk menguatkan Islam. Namun ternyata Abu Bakar tidak menjawab apa-apa. Maka berpalinglah Umar dgn membawa kekecewaan hatinya yg hampir-hampir dia tidak percaya . Kemudian dia melangkahkan kakinya menuju rumah Utsman bin Affan yg mana ketika itu istri beliau yg bernama Ruqqayah binti Rasulullah telah wafat krn sakit yg dideritanya. Umar menceritakan perihal putrinya kepada Utsman dan menawari agar mau menikahi putrinya namun beliau menjawab “Aku belum ingin menikah saat ini”. Semakin bertambahlah kesedihan Umar atas penolakan Utsman tersebut setelah ditolak oleh Abu Bakar. Dan beliau merasa malu utk bertemu dgn salah seorang dari kedua shahabatnya tersebut padahal mereka berdua adl kawan karibnya dan teman kepercayaannya yg faham betul tentang kedudukannya. Kemudian beliau menghadap Rasulullah SAW dan mengadukan keadaan dan sikap Abu Bakar maupun Utsman. Maka tersenyumlah Rasulllah SAW seraya berkata “Hafshoh akan dinikahi oleh orang yg lbh baik dari Abu Bakar dan Utsman sedangkan Ustman akan menikahi wanita yg lbh baik daripada Hafshoh ” Wajah Umar bin Khaththab berseri-seri krn kemuliaan yg agung ini yg mana belum pernah terlintas dalam angan-angannya. Hilanglah segala kesusahan hatinya maka dgn segera dia menyampaikan kabar gembira tersebut kepada tiap orang yg dicintainya sedangkan Abu Bakar adl orang yg pertama kali beliau temui. Maka tatkala Abu Bakar melihat Umar dalam keadaan gembira dan suka cita maka beliau mengucapkan selamat kepada Umar dan meminta maaf kepada Umar sambil berkata “janganlah engkau marah kepadaku wahai Umar krn aku telah mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut Hafshoh. Hanya saja aku tidak ingin membuka rahasia Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam; seandainya beliau menolak Hafshoh maka pastilah aku akan menikahinya. Maka Madinah mendapat barokah dgn indahnya pernikahan Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dgn Hafshoh binti Umar pada bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Begitu pula barokah dari pernikahan Utsman bin Affan dgn Ummu Kultsum binti Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Jumadil Akhir tahun ketiga Hijriyah juga. Begitulah Hafshoh bergabung dgn istri-istri Rasulullah dan Ummahatul mukminin yg suci. Di dalam rumah tangga Nubuwwah ada istri selain beliau yakni Saudah dan Aisyah. Maka tatkala ada kecemburuan beliau mendekati Aisyah krn dia lbh pantas dan lbh layak utk cemburu. Beliau senantiasa mendekati dan mengalah dgn Aisyah mengikuti pesan bapaknya yg berkata “Betapa kerdilnya engkau bila dibanding dgn Aisyah dan betapa kerdilnya ayahmu ini apabila dibandingkan dgn ayahnya”. Hafshoh dan Aisyah pernah menyusahkan Nabi maka turunlah ayat “Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong utk menerima kebaikan dan jika kamu berdua bantu membantu menyusahkan Nabimaka sesungguhnya Allah adl pelindungnya dan Jibril” . Telah diriwayatkan bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mentalak sekali utk Hafshoh tatkala Hafshoh dianggap menyusahkan Nabi namun beliau rujuk kembali dgn perintah yg dibawa oleh Jibril ‘alaihissalam yg mana dia berkata “Dia adl seorang wanita yg rajin shaum rajin shalat dan dia adl istrimu di surga.” Hafshoh pernah merasa bersalah krn menyebabkan kesusahan dan penderitaan Nabi dgn menyebarkan rahasianya namun akhirnya menjadi tenang setelah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam memaafkan beliau. Kemudian Hafshoh hidup bersama Nabi dgn hubungan yg harmonis sebagai seorang istri bersama suaminya. Manakala Rasul yg mulia menghadap Ar-Rafiiq Al-A’la dan Khalifah dipegang oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq maka Hafshoh-lah yg dipercaya diantara Ummahatul Mukminin termasuk Aisyah didalamnya utk menjaga mushaf Al-Qur’an yg pertama. Hafshoh radhiallaahu ‘anha mengisi hidupnya sebagai seorang ahli ibadah dan ta’at kepada Allah rajin shaum dan juga shalat satu-satunya orang yg dipercaya utk menjaga keamanan dari undang-undang umat ini dan kitabnya yg paling utama yg sebagai mukjizat yg kekal sumber hukum yg lurus dan ‘aqidahnya yg utuh. Ketika ayah beliau yg ketika itu adl Amirul mukminin merasakan dekatnya ajal setelah ditikam oleh Abu Lu’lu’ah seorang Majusi pada bulan Dzulhijjah tahun 13 hijriyah maka Hafshoh adl putri beliau yg mendapat wasiat yg beliau tinggalkan. Hafshoh wafat pada masa Mu’awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu ‘anhu setelah memberikan wasiat kepada saudaranya yg bernama Abdullah dgn wasiat yg diwasiatkan oleh ayahnya radhiallaahu ‘anhu. Semoga Allah meridhai beliau krn beliau telah menjaga al-Qur’an al- Karim dan beliau adl wanita yg disebut Jibril sebagai Shawwamah dan Qawwamah dan bahwa beliau adl istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di surga. Sumber Al-Sofwa Al-Islam Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

sumber file al_islam.chm

2 komentar:

  1. Subhanallah sungguh mengagumkan janda kembang yang telah dinmikahi Rosulullah Saw, penuh berkah dan manfaat, baik bagi Nabi sendiri, maupun kesenangan Umar bin Khattab.

    BalasHapus